Selasa, 04 September 2018

Sinopsis Novel CintaTanah Air karya Nur Sutan Iskandar

00.59 2 Comments



Novel yang pertama kali terbit pada tahun 1944 karya Nur Sutan Iskandar berjudul Cinta Tanah Air ini menceritakan tentang pemuda bernama Amiruddin yang sangat gigih memperjuangkan tanah air. Kisah ini berawal dari pemuda berusia 24 tahun berasal dari Bandung benama Amiruddin, ia berniat pergi ke Jakarta untuk melihat pasar malam. Dalam perjalannya yang menggunakan trem itu ia bertemu pada gadis manis yang duduk disebelahnya, gadis tersebut sangat mempesona dan manarik hati Amiruddin. Sepanjang perjalanan ke pasar malam Amiruddin selalu terbayang dengan wajah gadis itu. Sesampainya di depan pintu gerbang pasar malam, ia lamat-lamat membaca semboyan yang menarik, semboyan yang menggambarkan keteguhan penjagaan tentara Dai Nippon di Pulau Jawa. Kemudian ia memasuki pasar malam itu, sudah lama ia tidak pernah melihat pasar malam. Ia melihat sekeliling dan menikmati hasil kerajinan anak negeri.
Setelah berkeliling, amiruddin tidak sengaja bertemu dengan sahabat lamanya yang bernama Haryono. Dan dengan waktu yang sama pula Amiruddin juga tidak sengaja bertemu dengan gadis manis yang di trem pada saat ia naiki tadi. Mereka bertemu secara tidak sengaja ketika sama-sama membeli sapu tangan. Saat itupula Amiruddin berkenalan dengan Suwondo yang notabenenya sebagai teman akrab ayahnya, dan kebetulan bahwa Suwondo adalah ayah dari gadis manis yang bernama Astiah. Saat berada di Jakarta Amiruddin menginap di Asia Senen, karena itu ia selalu mengunjungi Suwondo.
Pada suatu hari saat Amiruddin berkemas ingin kembali  ke Bandung, dilihatnya sapu tangannya telah tertukar dengan nama Astiah. Berangkatlah Amiruddin ke Bungur untuk menukarkan sapu tangannya. Suwondo dan istrinya pun telah mengetahui hubungan antara anaknya dan Amirudddin.
Sesampainya di Bandung Amiruddin memberikan bingkisan titipan dari istri Suwondo pada ibunya. Ibu Amiruddin sangat senang menerima bingkisan dari sahabatnya. Begitu juga dengan Amiruddin, ia sangat senang bukan main karena mendapat sepucuk surat dari Astiah sebagai tanda bahwa hubungan mereka telah terpadu. Hubungan kedua keluarga tersebut berjalan dengan baik, apalagi setelah kedatangan keluarga Suwondo pada Nyi Zubaidah, hubungan kedua keluarga tersebut bertambah baik. Terlebih hubungan Amiruddin dan Astiah juga semakin baik.
Sementara itu suasana perang di tanah air semakin terasa. Amiruddin justru tidak sempat memikirkan kekasihnya, ia dan Haryono beserta kawan-kawan yang lainnya berniat menjadi pasukan pembela tanah air. Namun, karena desakkan ibunya akhirnya Amiruddin mau melaksanakan pertunangan dengan Astiah. Meskipun Amiruddin menjadi pasukan pembela tanah air dan hendak maju ke medan perang, itu semua tidak menyurutkan cinta kasihnya pada Astiah, karena Astiah pun ingin berbuat demikian, maju ke medan perang dan berjuang sebagai juru rawat. Sebelum perang berlangsung, mereka menyempatkan diri melangsungkan pernikahan secara sederhana. Setelah itu kedua orang tua mereka pun harus merelakan melepas mereka untuk berjuang membela tanah air, menjadi pasukan pembela tanah air sampai titik penghabisan. Dan melaksanakan bakti cinta pada tanah air.